BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah
suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang
hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang
dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan
dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh
terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Apabila proses
belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah, tidak lain ini
dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik
dalam aspek pengetahuan, keterampilan ataupun sikap. Interaksi yang terjadi
selama proses belajar tersebut di pengaruhi oleh lingkungannya, yang antara
lain terdiri atas siswa, guru, kepala sekolah, petugas perpustakaan, bahkan
materi pelajaran ( buku, modul, selebaran, majalah, rekaman video/audio dan
yang sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas ( proyektor, over
head, perekam pita audio dan video, radio, TV, computer, perpustakaan,
laboratorium, pusat sumber belajar dan lain-lain).
Guru sebagai
pemegang peranan terpenting dalam proses belajar mengajar di sekolah dengan
sadar berusaha mengatur lingkungan belajar tersebut agar bergairah sehingga
tercipta lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif bagi kegiatan belajar
siswa di kelas.
Dengan
seperangkat teori dan pengalaman yang di milikinya guru gunakan untuk bagaimana
mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematis. Salah satu usaha
yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana cara memilih metode
pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi kelas tersebut sehingga
pencapaian tujuan pengajaran di peroleh secara optimal.
Para gurupun di
tuntut agar mampu menggunakan alat-alat yang telah disediakan oleh sekolah.
Sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang
meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai
tujuan pengajaran yang di harapkan. Di samping itu, guru juga dituntut untuk
dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan di
gunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Metode Pembelajaran
A. Pengertian Metode Pembelajaran
B. Ciri-Ciri Umum Metode
Pembelajaran Yang Baik
C. Prinsip-Prinsip Penentuan
Metode Pembelajaran
D. Pemilihan dan Penentuan Metode
Pembelajaran
E. Macam-Macam Metode
Pembelajaran
2. Media Pembelajaran
A. Pengertian Media Pembelajaran
B. Fungsi Media Pembelajaran
C. Macam-Macam Media Pembelajaran
D. Prisip Pemilihan Media
Pembelajaran
E. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pemi;ihan Media Pembelajaran
F. Kriteria Pemilihan Media
Pembelajaran
G. Langkah-Langkah Mempergunakan
Media Pembelajaran Dalam Mengajar
C. Tujuan
Tujuan
pembuatan makalah ini di harapkan bias menambah pengetahuan, dan semoga bias
bermanfaat bagi kita semua.
BAB II
PEMBAHASAN
I. Metode
Pembelajaran
A. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode secara
harfiah berarti ‘cara’ dalam pemakaian yang umum, metode di artikan sebagai
suatu cara atau prosedur yang di pakai untuk mencapai tujuan tertentu. Kata
‘Pembelajaran’ sendiri berarti belajar. Jadi metode pembelajaran adalah
cara-cara menyajikan bahan pelajaran kepada siswa untuk tercapainya tujuan yang
telah ditetapkan. Dengan denikian, salah satu keterampilan guru yang memegang
peranan penting dalam pembelajaran adalah ketrampilan memilih metode. Pemilihan
metode berkaitan langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan
pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga pencapaian tujuan
pembelajaran di peroleh secara oftimal. Oleh karena itu, salah satu hal yang sangat
mendasar untuk dipahami guru adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai
salah satu komponen bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang sama
pentingnya dengan komponen-komponen lain dalam keseluruhan komponen pendidikan.
B. Ciri-Ciri Umum Metode
Pembelajaran yang Baik.
Setiap guru
yang akan mengajar senantiasa di hadapkan pada pilihan metode. Banyak macam
metode yang bias dipilih guru dalam kegiatan pembelajaran. Namun tidak semua
metode bias dikategorikan sebagai metode yang baik, dan tidak pula semua metode
di katakan jelek. Kebaikan suatu metode terletak pada ketepatan memilih sesuai
dengan tuntutan pembelajaran. Omar Muhammad Al-Toumi (1983) mengatakan terdapat
beberapa cirri dari sebuah metode yang baik untuk pembelajaran PAI yaitu:
1.
Berpadunya metode dari segi tujuan dan alat dengan jiwa
dan ajaran Akhlak Islami yang mulia
2.
Bersifat Luwes, Fleksibel dan memiliki daya sesuai
dengan watak siswa dan materi
3.
bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan
praktek dan mengantarkan siswa pada kemampuan praktis.
4.
Tidak mereduksi materi bahkan sebaliknya justru
mengembangkan materi
5.
memberikan keleluasaan pada siswa untuk menyampaikan
pendapatnya
6.
mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat,
terhormat dalam keseluruhan proses pembelajaran
C. Prinsip-Prinsip Penentuan
Metode Pembelajaran
Metode mengajar yang digunakan
guru dalam setiap pertemuan kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui
seleksi yang berkesesuaian dengan tujuan instruksional khusus. Jarang sekali
terlihat guru merumuskan tujuan hanya dengan satu rumusan, tetapi pasti guru
merumuskan lebih dari satu tujuan. Karenanya, gurupun selalu menggunakan metode
yang lebih dari satu. Pemakaian metode yang satu di gunakan untuk mencapai yang
satu, sementara penggunaan metode yang lain juga digunakan untuk mencapai
tujuan yang lain.
Metode apapun yang di pilih dalam
kegiatan belajar mengajar hendaklah memperhatikan beberapa prinsip yang
mendasari urgensi metode dalam proses belajar mengajar, yakni:
1.
Prinsip motepasi dan tujuan belajar, motivasi memiliki
kekuatan sangat besar dalam proses pembelajaran
2.
Prinsip kematangan dan perbedaan individual, belajar
memiliki masa kepekaan masing-masing dan tiap anak memiliki tempo kepekaan yang
tidak sama. Kepekaan intelek anak menurut J. Piaget dalam mansyur (1991)
memiliki 3 fase :
a.
Fase praoperasional, yakni usia 5 – 6 tahun/ masa Pra
sekolah, fase ini belum bisa membedakan sesuatu secara konsep / abstak. Cara
yang mengajarkan yang abstrak mungkin bisa di tempuh melalui doktrin, cerita,
nyanyian bahkan dengan Do’a. fase perkembangan moral pada tahap ini lebih
bersifat Pra moral yang belum terikat pada aturan.
b.
Fase operasi kongkrit, masa ini anak sudah mulai bisa
di bawa berfikir abstrak, fase perkembangan moral tahap ini lebih bersifat
konvensional, yakni taat dan patuh pada kekuasaan, benar menurut siapa yang
mengatakan.
c.
Fase oprasional formal, fase ini anak sudah mulai bisa
memikirkan apa yang ada di balik realitas baik melalui percobaan maupun
observasi
3.
Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis,
belajar dengan memperhatikan peluang sebesar-besarnya bagi partisifasi anak
didik dan pengalaman langsung oleh anak jauh memiliki makna ketimbang belajar
verbalistik.
4.
Integrasi pemahaman dan pengalaman, penyatuan pemahaman
dan pengalaman menghendaki suatu proses pembelajaran yang mampu menerapkan
pengalaman nyata dalam suatu daur proses belajar. Pendekatan belajar yang
mungkin dapat di lakukan adalah mengalami ( Mengerjakan, mengamati, melihat ),
mengungkapkan ( mengungkapkan kembali dan memberi tanggapan atau kesan ),
mengolah ( satu pengalaman dikaitkan dengan pengalaman lain yang mungkin
mengandung makna yang serupa ), menyimpulkan ( mengembangkan atau merumuskan
prinsip-prinsip berupa kesimpulan umum dari pengalaman itu ), menerapkan (
dipergunakan atau di uji dala perilaku yang sesungguhnya ).
5.
Prinsip Fungsional, belajar merupakan proses pengalaman
hidup yang bermanfaat bagi kehidupan berikutnya, bisa berupa nilai manfaat,
teoritik atau praktis bagi kehidupan sehari-hari.
6.
Prinsip Menggembirakan, karena belajar merupakan proses
yang terus berlanjut tanpa berhenti seiring kebutuhan dan tuntutan yang terus
berkembang, maka metode mengajar jang sampai memberi kesan memberatkan sehingga
kesadaran belajar pada anak cepat berakhir.
D. Pemilihan dan Penentuan Metode
Pembelajaran
Guru sebagai salah satu sumber
belajar berkewajiaban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif
bagi kegiatan belajar siswa di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru
lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode pengajaran. Guru harus
mengenali karakteristik dari masing-masing metode pengajaran tersebut, karena
itu seorang guru harus mengetahui kelebihan dan kelemahan dari metode-metode
pengajaran itu tadi.
Hal-hal yang perlu di perhatikan
dalam pemilihan dan penentuan metode adalah :
1. Nilai
strategis metode
Metode
merupakan fasilitas untuk mengantarkan bahan pelajaran dalam upaya mencapai
tujuan. Oleh karena itu bahan pelajaran tersebut harus di sampaikan dengan
memperhatikan pemakaian metode yang sesuai dengan sifat bahan dan tujuan
pengajaran supaya kondisi kelas bergairah dan kondisi anak didik kreatip. Oleh
karena itu dapat di pahami bahwa metode adalah suatu cara yang memiliki nilai
strategis dalam kegiatan belajar mengajar karena metode dapat mempengaruhi
jalannya kegiatan belajar mengajar.
2.
Efektivitas Penggunaan Metode
Dalam
menetapkan metode mengajar, metode tersebut hendaknya menjadi ‘variabel
dependen’ yang dapat berubah dan berkembang sesuai kebutuhan. Karena itu
efektivitas penggunaan metode dapat terjadi apabila ada kesesuaian antara
metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan
pelajaran sebagai persiapan tertulis.
3.
Paktor-Paktor yang Mempengaruhi Pemilihan dan Penentuan Metode antara lain :
a. Tujuan
yang hendak di capai yaitu sasaran yang di tuju dari setiap kegiatan belajar
mengajar. Karakteristik tujuan yang akan di capai sangat mempengaruhi penentuan
metode sebab metode tunduk pada tujuan, bukan sebaliknya.
b. Materi
Pelajaran ialah sejumlah materi yang hendak di sampaikan oleh guru untuk bisa
di pelajari dan di kuasai anak didik.
c. Peserta
Didik sebagai subjek belajar yang memiliki karakteristik yang berbeda baik
secara fisik, psikologis, atau biologis.
d. Situasi
Kegiatan Belajar merupakan setting lingkungan pembelajaran yang dinamis.
e. pasilitas
sangatlah penting guna berjalannya proses pembelajaran yang efektif
f. Guru,
harus memiliki jiwa professional. Kompetensi mengajar seorang guru di pengaruhi
oleh kepribadian, performance style, kebiasaan, pengalaman mengajar juga latar
pendidikan guru tersebut.
E. Macam-Macam Metode
Pembelajaran, diantaranya :
1. Metode Ceramah
Metode ceramah ialah sebuah
metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan
kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.
Metode ini memiliki kelebihan :
-
Guru mudah menguasai kelas
-
Mudah mengorganisasikan kelas
-
Dapat di ikuti oleh jumlah siswa banyak
-
Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya
-
Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik
Di samping itu metode ceramah
juga memiliki kelemahan yaitu :
-
Mudah menjadi verbalisme ( pengertian kata-kata )
-
Yang visual menjadi rugi, yang auditif ( mendengar )
yang lebih besar menerimanya
-
Bila selalu di gunakan dan terlalu lama membosankan
-
Siswa menjadi pasif
2. Metode
Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah cara
penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus di jawab, terutama dari
guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.
Metode Tanya jawab memiliki
kelebihan yaitu :
-
dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa
-
Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya
pikir dan ingatan
-
Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam
menjawab dan mengemukakan pendapat.
Metode Tanya jawab juga memiliki
kelemahan yaitu :
-
Siswa merasa takut
-
Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan
tingkat daya berfikir dan mudah di pahami siswa
-
Waktu sering banyak terbuang
3. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah salah satu
cara mendidik yang berupaya memecahkan masalah yang di hadapi, baik dua orang
atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat
pendapatnya.
Metode diskusi ini mempunyai
kelebihan yaitu :
-
merangsang kreativitas siswa
-
Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain
-
Memperluas wawasan
-
Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam
memecahkan suatu masalah
Metode diskusi ini juga mempunyai
kelemahan yaitu :
-
Pembicaraan terkadang menyimpang sehingga memerlukan
waktu yang panjang
-
Tidak dapat di pakai pada kelompok besar
-
Peserta mendapat informasi yang terbatas
-
Mungkin di kuasai oleh siswa yang suka berbicara /
ingin menonjolkan diri
4. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode
mengajar dengan cara memperagakan / mempertunjukan kepada siswa suatu proses,
situasi atau benda tertentu yang sedang di pelajari, baik sebenarnya maupun
tiruan, yang sering di sertai dengan penjelasan lisan.
Metode
demonstrasi ini mempunyai kelebihan yaitu :
-
Pelajaran menjadi lebih jelas dan konkrit
-
Siswa mudah memahami pelajaran
-
Proses pengajarannya lebih menarik
-
Merangsang siswa untuk aktif mengamati dan melakukannya
sendiri
Metode
demonstrasi ini juga mempunyai kelemahan yaitu :
-
Memerlukan keterampilan guru secara khusus
-
Pasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang
memadai tidak selalu tersedia dengan baik
-
Memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang
-
Memerlukan waktu yang cukup panjang
5. Metode Karya Wisata
Metode karya wisata adalah cara
mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat objek tertentu
di luar sekolah, untuk mempelajari / menyelidiki sesuatu. Hal ini bukan
rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pengetahuannya dengan melihat
langsung / kenyataan.
Metode karya wisata ini melebihi
kelebihan yaitu :
-
Dapat memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran
-
Membuat apa yang di pelajari lebih relevan dengan
kenyataan dan kebutuhan di masyarakat
-
Lebih merangsang kreativitas siswa
-
Informasi lebih luas dan actual
-
Menyegarkan tubuh dan menambah kesehatan
-
Melatih anak-anak agar kuat
Metode karya
wisata ini juga mempunyai kelemahan
yaitu :
-
Sulitnya pasilitas dan biaya yang di perlukan
-
Memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang
-
Memerlukan koordinasi dengan guru bid. Study lain agar
tidak terjadi timpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata
-
Unsur rekreasi lebih menjadi prioritas sedang tujuan
utamanya yaitu unsure studynya menjadi terabaikan
-
Sulit mengatur siswa yang banyak
6. Metode Eksperimen ( Percobaan
)
Metode
eksperimen ( percobaan ) adalah cara penyajian pelajaran di mana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang di
pelajari.
Metode
eksperimen ini mempunyai kelebihan yaitu :
-
Siswa lebih percaya atas suatu kebenaran / kesimpulan
-
Pembina siswa untuk membuat trobosan-trobosan baru
dengan penemuan dengan hasil-hasil percobaannya
-
Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat di manfaatkan
untuk kemakmuran umat manusia
Metode
eksperimen ini juga mempunyai kelemahan yaitu :
-
Lebih sesuai dengan bidang-bidang sains / tekhnologi
-
Memerlukan berbagai pasilitas peralatan dan bahan yang
sulit di peroleh dan mahal
-
Menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan
-
Tidak selalu memberikan hasil yang di harapkan
7. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama pada dasarnya
mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah social.
Metode sosiodrama ini mempunyai
kelebihan yaitu :
-
Siswa melatih dirinya untuk memahami dan mengingat isi
bahan yang akan di dramakan
-
Siswa akan berlatih untuk berinisiatif dan berkreatif
-
Dapat memupuk bakat siswa
-
Dapat menumbuhkan kerja sama antar pemain
-
Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi
tanggung jawab
-
Dapat membina bahasa lisan siswa menjadi baik agar
mudah di pahami orang lain
Metode
sosiodrama ini juga mempunyai kelemahan yaitu :
-
Anak yang tidak ikut bermain drama menjadi kurang
kreatif
-
Banyak memakan waktu
-
Memerlukan tempat yang cukup luas
-
Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan
penonton
8. Metode Problem Solving (
Metode Pemecahan Masalah )
Metode Problem
Solving merupakan metode mengajar sekaligus metode berfikir sebab dapat juga menggunakan
metode-metode lainnya yang di mulai dengan mencari data sampai kepada menarik
kesimpulan.
Metode Problem
Solving ini mempunyai kelebihan yaitu :
-
Membuat pendidikan di sekolah lebih relevan dengan
kehidupan khusunya denga dunia kerja
-
Dapat membiasakan siswa menghadapi dan memecahkan
masalah dengan trampil
-
Merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara
kreatif dan menyeluruh
Metode
Problem Solving ini juga mempunyai kelemahan yaitu :
-
Memerlukan kemampuan dan keterampilan guru untuk
menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat
berfikir siswa
-
Memerlukan waktu yang cukup lama
-
Memerlikan berbagai sumber belajar karena mengbah
kebiasaan belajar siswa dari mendengar dan menerima informasi menjadi berfikir
memesahkan masalah
9. Metode Penugasan dan Resitasi
Metode Penugasan
dan Resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas
tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Biasanya metode ini di pilih
karena banyaknya bahan tidak sesuai dengan waktu yang tersedia.
Metode Penugasan
dan Resitasi ini mempunyai kelebihan yaitu :
-
Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas
belajar individual / kelompok
-
Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar
pengawasan guru
-
Dapat mambina tanggung jawab dan disiplin siswa
-
Dapat mengembangkan kreativitas siswa
Metode Penugasan
dan Resitasi ini mempunyai kelemahan yaitu :
-
Siswa sulit di control, apakah di kerjakan sendiri /
oleh orang lain
-
Dalam tugas kelompok, tidak semua berpartisipasi
-
Tidak mudah memberikan yang sesuai dengan perbedaan
individu siswa
-
Sering memberikan tugas yang monoton ( tidak berpariasi
) dan menimbulkan kebosanan siswa
10. Metode Latihan ( Training )
Metode Latihan ( Training )
merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan
tertentu.
Metode Latihan ( Training ) ini
juga mempunyai kelebihan yaitu :
-
Untuk memperoleh kecakapan motorik
-
Untuk memperoleh kecakapan mental
-
Untuk memperoleh kecakapan asosiasi yang di buat
Metode Latihan ( Training ) ini
juga mempunyai kelemahan yaitu :
-
Menghambat bakat dan inisiatif siswa
-
Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan
-
Kalau di lakukan secara berulang-ulang membosankan
-
Membentuk kebiasaan yang kaku karna bersifat otomatis
-
Dapat menimbulkan verbalisme
Dan masih banyak lagi
metode-metode pembelajaran lainnya.
II. Media
Pembelajaran
A. Pengertian Medai Pembelajaran
Kata media
berasal dari bahasa latin ‘medium’ yang secara harfiah berarti tengah,
pengantara / pengantar. Dengan kata lain media adalah perantara/pengantar pesan
dari pemilik kepada penerima pesan. Sedang media pembelajaran dapat di
definisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam
interaksi yang berlangsung antara guru dengan siswa guna mencapai tujuan
pengajaran.
B. Fungsi Media Pembelajaran
Belajar tidak
selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkrit, baik dalam
konsep/faktanya bahkan dalam realitasnya belajar seringkali bersentuhan dengan
hal-hal yang bersifat kompleks, maya, dan berada di balik realitas karna itu
media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal yang abstrak dan menunjukan
hal-hal yang tersembunyi. Ketidak jelasan/kerumitan bahan ajar dapat di Bantu
dengan menghadirkan media sebagai perantara. Bahkan dalam hal-hal tertentu
media dapat mewakili kekurangan guru dalam mengkomunikasikan pelajaran.
Namun perlu di
ingat bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak
sejalan dengan esensi tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karna itu tujuan
pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media.
Menurt prof.
Pupuh Fathurr Rohman dan M. Sobry Sutikno, M.Pd, fungsi media pembelajaran
adalah :
1.
menarik perhatian siswa
2.
Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses
pembelajaran
3.
Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat
verbalistik
4.
Mengatasi keterbatasan ruang
5.
Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif
6.
Waktu pembelajaran bisa di kondisikan
7.
menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar
8.
Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari
sesuatu/menimbulkan gairah belajar
9.
Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam
10. Meningkatkan
Kadar Keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran
C. Macam-Macam Media Pembelajaran
1. Dilihat Dari Jenisnya Media
Pembelajaran di Bagi ke Dalam 3 yaitu :
a. Media
Auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja seperti
radio, kaset recorder
b. Media
Visual adalah media yang hanya mengandalkan media penglihatan. Media Visual ini
ada yang menampilkan gambar/symbol yang tidak bergerak seperti Foto, Lukisan,
cetakan, film strip. Ada juga yang menampilkan gambar/symbol yang
bergerakseperti film bisu, film kartun.
c. Media
Audio Visual merupakan media yang mempunyai unsure suara dan gambar. Media ini
terdiri atas
- audio visual
diam yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai
suara (sound slides), film rangkai suara.
- Audio Visual
gerak yaitu media yang bias menampilkan suara dan gambar yang bergerak seperti
film suara dan video kaset.
Dilihat dari
segi keadaannya
-
Audio Visual Murni yaitu unsure suara atau gambar
berasala dari suatu sumber seperti film audio kaset
-
Audio visual tidak murni yaitu unsure suara dan
gambarnya berasal dari sumber yang berbeda seperti film bingkai suara yang
unsure gambarnya bersumber dari slide proyektor, dan unsure suaranya bersumber
dari tape recorder
2. Di Lihat Dari Daya Liputnya
media dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Media
dengan daya liput luas dan serentak, penggunaannya tidak terbatas oleh tempat
dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang
sama.
b. Media
dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, penggunaannya membutuhkan
ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slides, film rangkai yang
harus menggunakan tempat tertutup/gelap.
3. Di lihat dari bahan
pembuatannya media di bagi menjadi 2 yaitu :
a. Media
sederhana yaitu media yang bahan dasarnya mudah diperoleh dengan harga murah,
cara pembuatannya mudah, penggunaannya tidak sulit.
b. Media
kompleks yaitu media dengan bahan yang sulit di dapat, alat tidak mudah di buat
dan harga relative mahal.
D. Prinsip-Prinsip Pemilihan
Media Pembelajaran
Menurut Drs. Sudirman N. (1991)
ada 3 kategori prinsip dalam pemilihan media pembelajaran yaitu :
1.
Tujuan pemilihan yaitu dalam memilih media yang akan di
gunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas.
2.
karakteristik Media Pengajaran, maksudnya seorang guru
harus memahami karakteristik berbagai media pengajaran.
3.
Alternatif pilihan, maksudnya guru bias menentukan
pilihan media mana yang akan di gunakan apabila terdapat beberapa media yang
dapat diperbandingkan.
Sedangkan
menurut Nana Sudjana (1991) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip pemilihan media
itu di bagi menjadi 4 yaitu :
1.
Menentukan jenis media yang tepat yang sesuai dengan
tujuan dan bahan pelajaran
2.
Menetapkan/memperhitungkan subjek yang tepat yaitu anak
didik artinya penggunaan media harus sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
3.
Menyajikan media dengan tepat artinya, teknik dan
metode penggunaan media pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan ajar,
waktu dan sarana yang ada.
4.
Menempatkan/memperlihatkan media pada waktu, tempat dan
situasi yang tepat.
E. Paktor-Paktor Yang
Mempengaruhi Dalam Pemilihan Media
Pembelajaran
1.
Objektivitas. Metode yang dipilih bukan atas kesenangan atau kebutuhan guru
melainkan keperluan system belajar karena itu perlu masukan dari siswa
2. Program
Pengajaran yang akan di sampaikan kepada siswa harus sesuai dengan kurikulum
yang berlaku, baik menyangkut isi, struktur atau kedalamannya
3. Sasaran
program media yang akan digunakan harus dilihat kesesuaiannya dengan tingkat
perkembangan siswa baik dari segi bahasa, symbol-simbol yang di gunakan, cara
dan kecepatan penyajian atau waktu penggunaannya.
4. Situasi
dan kondisi sekolah/tempat dan ruangan yang akan di pergunakan baik ukuran,
perlengkapan ataupun pentilasinya juga situasi dan kondisi siswa yang akn
mengikuti pelajaran baik jumlah, motivasi dan kegairahan.
5. Kualitas
tekhnik dari media pembelajaran yang akan di gunakan perlu di perhatikan apakah
sudah memenuhi syarat.
6. Ketepatan
(keefektipan dan efisiensi) penggunaan media pembelajaran. Keefektipan
berkenaan dengan hasil yang di capai sedangkan efisiensi berkenaan dengan
proses pencapaian hasil tersebut. Guru memiliki fungsi untuk mempertemukan
media yang efektip sekaligus efisien atau sekurang-kurangnya menekan jarak di
antara keduanya.
F. Kriteria Pemilihan Media
Pembelajaran
Menurut Sudjana dan Ahmad Riva’i
(1991) mengemukakan rumusan pemilihan media dengan kriteria-kriteria sebagai
berikut :
1. Ketepatannya
dengan tujuan pengajaran artinya media pengajaran di pilih atas dasar
tujuan-tujuan instruksional yang telah di tetapkan
2. Dukungan
terhadap isi bahan pelajaran artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta,
prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih
mudah di pahami siswa
3. Kemudahan
memperoleh media artinya media yang di gunakan mudah di peroleh atau mudah di
buat guru pada waktu mengajar seperti media grafis
4. Keterampilan
guru dalam menggunakannya dalam proses pengajaran apapun jenis medianya
5. Tersedia
waktu untuk menggunakannya sehingga dapat bermanfaat bagi siswa
6. sesuai
dengan tarap berfikir siswa
G. Lankah-Langkah Mempergunakan
Media Pembelajaran Dalam Mengajar
Ada 6 langkah yang bias di tempuh
guru dalam mengajar yang mempergunakan media yakni :
1.
Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media
2.
Persiapan guru dengan cara memilih dan menetapkan media
mana yang akan di manfaatkan guna mencapai tujuan
3.
Persiapan kelas, siswa dan kelas di persiapkan sebelum
pelajaran dengan bermedia di mulai, guru harus dapat memotivasi siswa agar
dapat menilai, menganalisis, menghayati pelajaran dengan menggunakan media
pengajaran
4.
Langkah Penyajian pelajaran dan pemanfaatan media,
media di perankan guru untuk membantu tugasnya menjelaskan bahan pelajaran
5.
Langkah kegiatan belajar siswa. Pemnfaatan media oleh
siswa sendiri dengan mempraktekannya atau oleh guru langsung baik di kelas atau
di luar kelas
6.
Langkah evaluasi pengajaran, sampai sejauh mana tujuan
pengajaran tercapai, sekaligus dapat di nilai sejauh mana penggunaan media
sebagai alat Bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Metode
pembelajaran adalah cara-cara menyajikan bahan pelajaran kepada siswa untuk
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Banyak macam metode yang bias di
pilih guru dalam kegiatan pembelajaran, namun tidak semua metode bias di
katakana baik dan tidak pula semua metode di katakana jelek, kebaikan suatu
metode terletak pada ketepatan memilih sesuai dengan tuntutan pembelajaran.
Dengan demikian salah satu keterampilan guru yang memegang peranan penting
dalam pembelajaran adalah keterampilam memilih metode pembelajaran yang sesuai
dengan situasi dan kondisi sehingga pencapaian tujuan pembelajaran di peroleh
secara ofimal.
b. Media
pembelajaran dapat didepinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi
dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dan peserta
didik guna mencapai tujuan pengajaran. Media pembelajaran juga memiliki andil
untuk menjelaskan hal-hal yang abstrak, dan menunjukan hal-hal yang
tersembunyi, bahkan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili kekurangan guru
dalam mengkomunikasikan materi pelajaran
B. Saran
Di harapkan kepada semua guru
agar trampil dalam memilih dan menentukan metode dan media pembelajaran yang
sesuai dengan situasi dan kondisi kelas.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II : PEMBAHASAN
I. Metode Pembelajaran
A. Pengertian
Metode Pembelajara
B. Ciri-Ciri
Umum Metode Pembelajaran yang Baik.
C.
Prinsip-Prinsip Penentuan Metode Pembelajaran
D. Pemilihan dan
Penentuan Metode Pembelajaran
E. Macam-Macam
Metode Pembelajaran, diantaranya :
II. Media Pembelajaran
A. Pengertian Medai Pembelajaran
B. Fungsi Media Pembelajaran
C. Macam-Macam Media Pembelajaran
D. Prinsip-Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
E. Paktor-Paktor Yang Mempengaruhi
Dalam Pemilihan Media Pembelajaran
F. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
G. Lankah-Langkah Mempergunakan Media Pembelajaran Dalam Mengajar
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak rizki dan
hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam selalu kita panjatkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin yang telah membawa umat manusia dari jalan
kegelapan menuju kehidupan yang mendapat sinar Illahi.
Alhamdulillah
makalah ini dapat di selesaikan semata-mata atas kehendak-Nya dan Rahmat cinta
kasih-Nya yang berlimpah. Rasa syukur kami atas kemurahan-Nya karena telah di
beri kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin…
Garut, januari 2012
( Penulis )
DAFTAR PUSTAKA
Al - Toumi, Omar Muhammad, 1983
Djamarah, Syaiful Bahri, 1995,
Strategi Belajar Mengajar, Banjarmasin : Rineka Cipta
Fathurrahman, Pupuh dan M. Sobry
Sutikno, 2007, Strategi Belajar Mengajar, Bandung : Refika Aditama
N.K, Roestiyah, 2008, Strategi
Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta
N, Sudirman, 1991
Rivai, Ahmad, 1991
Sudjana, Nana, 1991